5 Mar 2009

MESIN PENGHANCUR REFRAKTORI



Mesin Penghancur Refraktori (bata tahan api) dibutuhkan industri keramik, isolator listrik, pengecoran logam, dan tungku pembakaran di atas 1000 oC. Refraktori kategori bahan keramik yg dp di daur ulang setelah dipakai beberapa kali pembakaran.

Refraktori juga dikenal dengan istilah camot (chamotte) yang selalu dipakai sebagai pelapis dinding tungku pembakaran dan cerobong asap yang masih mempunyai temperatur lebih dari 1000 oC. Dalam produksi keramik seni, seperti guci, vas bunga , asbak, cindera mata, refraktori dipakai sebagai landasan produk yang bersama-sama dibakar hingga sekitar 1600 oC untuk menghasilkan produk yang baik, kuat, dan dapat melelehkan glasir sebagai lapisan mengkilat pada permukaan keramik.

Untuk pemakaian beberapa kali biasanya refraktori mengalami retak dan ada yang pecah. Refraktori yang retak/pecah didaur ulang dengan cara menghancurkan sampai halus, menyusun komposisi yang baik, mencetak, dan membakar lagi, sehingga terbentuk refraktori yang diinginkan. Dalam penghancuran dibutuhkan peralatan yang dapat mengnacurkan, menggiling, dan sekaligus dapat memisahkan bagian yang sudah halus dan yang masih kasar untuk dapat dihaluskan pula.

Mesin Penghancur Refraktori sudah pernah dibuat dalam rangka Progran Vucer Multi Tahun yang diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dirjen Dikti Depdiknas pada tahun 2000 pada industri keramik besar di Malang Jatim. Mesin Penghancur Refraktori tersebut mampu menghancurkan-menghaluskan-memisahkan serbuk sekitar 0,5 m3/jam sebagai prototip. Pembuatan mesin tersebut dapat diproduksi dengan kapasitas yang lebih besar sesuai dengan keinginan.

Prinsip kerja Mesin Penghancur Refraktori
Refraktori y telah pecah/retak dimasukkan ke dalam corong pemuat, lalu dipukul dengan ayunan palu di dalam mesin, sehingga hancur menjadi ukuran sekitar 5 mm yang selanjutnya mask melalui saringan menuju ke sepasang rol untuk dihaluskan. Setelah melalui sepasang rol serbuk refraktori diayak dengan ayakan goyang, sehingga terpisah yang halus dialirkan ke sisi kiri dan yang masih lebih kasar dialirkan ke sebelah kanan melalui ayakan goyang yang posisinya menurun untuk hasil ayakan.

Desain oleh: Syamsul Hadi
Instansi : Politeknik Negeri Malang Jurusan Teknik Mesin
Alamat : Jl. Sukarno-Hatta 9, PO Box 04 Malang 65141
e-mail : syampol2003@yahoo.com
blogspot : syampol.blogspot.com


Read More......

MeSiN PeMiSaH SeRbiK BeSi



Mesin Pemisah Serbik Besi dari masse (adonan bahan cetak keramik atau isolator listrik) dibutuhkan industri keramik, dan isolator listrik agar produknya bersih dari bahan ikutab seruk besi yang terbawa di dalam tanah liat (clay) yang dicampurkan bersama-sama dengan bahan lain yaitu kaolin, feldspar (felspat), dan kuarsa.

Karena tanah liat diambil langsung dari alam besar kemungkinan mengandung serbuk besi yang bervariasi kadarnya. Keberadaan serbuk besi tidak diinginkan dalam produk keramik seni, apalagi dalam isolator diinginkan sama sekali tidak mengandung serbuk besi agar nantinya dapat berfungsi sempurna sebagai isolator listrik.

Dalam percobaan sebanyak 200 liter masse cair kental diberikan 10 gram serbuk besi yang dicampurkan secara merata dapat ditangkap kembali hingga 99, 3% dengan menggunakan Mesin Pemisah Serbik Besi tersebut yang sudah pernah dibuat dalam rangka Progran Vucer Multi Tahun yang diselenggarakan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dirjen Dikti Depdiknas pada tahun 1999 pada industri keramik besar di Malang Jatim.

Prinsip kerja Mesin Pemisah Serbik Besi
Masse untuk calon produk keramik seni atau isolator listrik yang mengandung serbuk besi diatur kekentalannya, dialirkan dengan pompa roda gigi ke dalam tendon, lalu dialirkan ke saluran keluar yang berupa kanal dengan ketebalan tertentu, dialirkan melalui drum yang di dalamnya terdapat medan magnet untuk menarik serbuk besi dalam aliran tipis masse yang dibelokkan ke bagian pemisahan.

Pada bagain ujung saluran keluar dilengkapi pula medan magnet untuk menenangkap kemungkinan serbuk besi yang masih lolos. Kecepatan mengalir dan ketebalan aliran tipis menentukan kesempurnaan penangkaptan serbuk besi selain juga kuatnya medan magnet. Jumlah tangkapan serbuk besi dikumpulkan dan ditimbang untuk dibandingkan dengan berat keseluruhan dan diperoleh persentase penangkapan serbuk besinya.

Desain oleh: Syamsul Hadi
Instansi : Politeknik Negeri Malang Jurusan Teknik Mesin
Alamat : Jl. Sukarno-Hatta 9, PO Box 04 Malang 65141
e-mail : syampol2003@yahoo.com
blogspot : syampol.blogspot.com


Read More......

Piagam PengHargaan 2007





Read More......

4 Mar 2009

Contoh Artikel

KAJIAN METODOLOGI PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Syamsul Hadi
Abstrak
Masalah terletak pada sulitnya pengungkapan ilmiah dalam bentuk tulisan dan beraneka-ragamnya format penulisan dalam berbagai publikasi ilmiah. Tujuan kajian untuk: (1) mengetahui ciri-ciri karya tulis ilmiah, (2) memperoleh teknik pengungkapan dalam bentuk tulisan yang praktis, dan (3) memenuhi persyaratan muat pada suatu format publikasi ilmiah tertentu. Metode kajian meliputi: studi pustaka, perumusan masalah, pemilihan metode penulisan, penerapan metode penulisan dan penarikan simpulan. Hasil kajian berupa teknik penulisan efektif dengan penuangan empiris berdasarkan ciri-ciri karya tulis ilmiah.

Kata kunci-kata kunci : metodologi, penulisan, dan karya tulis ilmiah.
Abstract
The problem in expressing scientific concept is the difficulty in writing and choise of so many styles of publication standard. The objectives of the study are: (1) to identify the characteristic of a paper, (2) to find practical technique in writing, and (3) to meet the criteria of a required paper publication. The study is carried out by: having literature study, formulating the problem, choosing the methode of writing and applying it, and making conclusion. The study resulted an effective technique paper empirically based on scientific characteristic.

Keywords : methodology, writing, and scientific paper.

1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang

Kesulitan pada pengungkapan ilmiah dalam bentuk tulisan sering dialami oleh banyak orang, lebih-lebih bagi pemula dapat membuatnya patah semangat dan akhirnya tidak jadi menulis. Bera-neka ragamnya format penulisan dalam berbagai publikasi ilmiah juga menimbulkan kendala lebih lanjut bagi para penulis. Penulisan menggunakan metode tertentu mungkin dapat mengatasi hambat-an tersebut.

1.2 Rumusan masalah
Pengungkapan ilmiah dalam bentuk tulisan dengan penerapan ciri-ciri empiris bagian artikel dan penyesuaian pada tulisan dalam format suatu publikasi ilmiah.

1.3 Batasan masalah
Kajian dibatasi hanya pada pembahasan karya tulis ilmiah umum dan artikel jurnal.

1.4 Tujuan kajian
Tujuan kajian untuk (1) mengetahui ciri-ciri karya tulis ilmiah, (2) memperoleh teknik peng-ungkapan dalam bentuk tulisan yang praktis, dan (3) memenuhi persyaratan muat pada suatu format publikasi ilmiah tertentu.

2. Tinjauan Pustaka
Karya tulis ilmiah umumnya dapat dituang-kan dalam bentuk Laporan Resmi, Laporan Akhir Mahasiswa, Skripsi, Tugas Akhir Mahasiswa, Tesis, Disertasi, Artikel Ilmiah dalam suatu Jurnal Ilmiah, Laporan Proyek Penelitian atau bentuk lain yang harus mengikuti suatu format baku untuk disampaikan pada fihak lain. Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa termasuk diantaranya juga mengikuti format baku yang telah ditentukan oleh fihak panitia atau tim penilai.

Karya tulis ilmiah dapat berasal dari hasil penelitian atau dari hasil pemikiran konseptual. Hasil-hasil penelitian banyak ditulis dalam bentuk karya tulis ilmiah berupa sebagai yang telah di sebut sebelumnya, dan ada pula karya tulis ilmiah yang berasal dari hasil pemikiran konseptual. Dalam publikasi (Jurnal/Majalah/ Lembaran/Berita Berkala/Informasi/ Prosiding) yang paling banyak ditulis yaitu dalam bentuk artikel pada suatu jurnal ilmiah.

Publikasi didefinisikan sebagai (Whifin 1983 dalam Suwahyono 1999: 1): a publication in print or in not print, issued in successive parts, usually having numerical or chronological desig-nations, and intended to be continued indefinitely. Serials include periodicals, newspapers, annuals (reports, yearbooks, directories, etc.), journals, memoirs, proceedings, transactions etc., of socie-ties, and monographic series. Publikasi dalam bentuk cetak atau tidak yang diterbitkan mempu-nyai penandaan nomor dan berkala berkelanjutan tanpa batas. Yang termasuk serial berkala yaitu: Berkala, Koran, Laporan Tahunan, Buku Tahunan, Direktori, Jurnal, Memo, Proceeding, Transaksi, dan Monograf.

Kriteria bobot ilmiah telah lama menjadi topik perdebatan di universitas negara-negara maju. William (1997 dalam Huda 2000: 9) berpendirian bahwa bobot ilmiah terletak pada kriteria, integrasi, aplikasi, dan penyajian penge-tahuan dalam kegiatan utama pengembangan kurikulum, layanan, dan pengajaran. Pandangan tersebut kurang menekankan upaya pengembangan ilmu, tetapi lebih pada aplikasi ilmu.
Pendekatan terbit atau lenyap (publish ar perish) tetap dianut di negara-negara maju dalam proses promosi seorang penulis. Barangkali budaya dan iklim tersebut yang mendorong perguruan tinggi di negara maju menjadi produsen ilmu pengetahuan dunia (Altbach, 1996, dalam Huda, 2000: 9).

Kuatnya dukungan penelitian dan publikasi ilmiah melalui Lomba Karya Tulis Ilmiah dapat menjadi salah satu faktor tumbuhnya research university di Amerika Serikat (Graham dan Diamond 1997 dalam Huda 2000: 9).
Rambu-rambu penulisan artikel ilmiah harus dapat dipenuhi oleh setiap penulis agar segala ketentuan baku dapat dipenuhi untuk mencapai mutu standar.

Menulis adalah suatu kegiatan berkomunikasi, yaitu suatu sarana untuk berbagi informasi, ide, pikiran, dan hasil pengamatan dengan orang lain (Cohen & Riel 1989 dalam Saukah 2000). Kadang-kadang dalam menulis, seseorang hanya ingin merekam informasi, ide, pikiran, dan hasil peng-amatannya untuk dibaca kembali suatu saat oleh dirinya sendiri. Jika hal tersebut yang terjadi, tata cara menulis yang digunakan tidak terlalu penting karena yang perlu diperhatikan yaitu dapat tidaknya dipahami tulisan tersebut oleh dirinya sendiri. Lain halnya jika seorang penulis ingin berbagi informasi, ide, pikiran, dan hasil penga-matan dengan orang lain melalui media jurnal ilmiah. Dalam menulis, penulis harus memperha-tikan rambu-rambu penulisan artikel yang diberla-kukan sebagai gaya penulisan atau dikenal juga dengan gaya penulisan/selingkung (home style) yang akan menerbitkan artikelnya.

Karya tulis ilmiah bermutu dan dipublika-sikan secara luas dengan jumlah tiras (oplah) minimal 300 eksemplar dapat disertakan kode ISSN (International Standard Serial Number) melalui pengajuan kepada suatu badan standarisasi international di Perancis melalui PDII-LIPI (Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) di Jakarta dengan ketentu-an wajib kirim setelah setiap terbitnya. ISSN mencerminkan kebakuan format suatu publikasi ilmiah.
Berkenaan dengan adanya ketentuan format, maka setiap calon penulis harus dapat memenuhi-nya agar karya tulis ilmiahnya dapat dimuat di suatu publikasi. Terdapat banyak publikasi yang mensyaratkan berlangganan bagi calon penulisnya minimal satu tahun, dengan harapan dapat menge-tahui dan mengikuti gaya penulisannya. Gaya penulisan mutlak wajib dipertahankan oleh penge-lola dan diikuti oleh setiap penulis. Selain hal tersebut, jika dilihat dari kepen-tingan pengelola jurnal, ada rambu-rambu lain yang harus diperhatikan oleh penulis artikel di jurnal tersebut. Rambu-rambu tersebut harus diperhatikan jika pengelola jurnal ingin agar jurnalnya memperoleh status terakreditasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), atau tetap dapat mempertahankan status terakreditasiya jika jurnalnya telah terakreditasi. Oleh karena itu, rambu-rambu yang tersurat ataupun yang tersirat dalam instrumen untuk akreditasi jurnal yang diterbitkan oleh Dirjen Dikti harus menjadi pedoman, tidak saja bagi para pengelola, tetapi juga bagi para penulis artikelnya (Anonim 1997 dan Anonim 2001).

Dalam instrumen untuk akreditasi jurnal, terdapat 9 bagian yang memuat kriteria, yaitu: Nama Berkala, Kelembagaan Penerbit, Penyun-ting, Kemantapan Penampilan, Gaya Penulisan, Substansi, Keberkalaan, Kewajiban Pascaterbit dan bagian Lain-lain (Ditbinlitabmas 2000). Masing-masing bagian akan dievaluasi dalam proses akreditasi yang menggunakan skor atau bobot yang berbeda-beda sesuai dengan kontribusinya dalam membentuk mutu sebuah jurnal. Hanya bagian akhir saja, yaitu bagian Lain-lain yang akan dieva-luasi tanpa menggunakan skor. Bagian yang berka-itan dengan penulisan artikel jurnal--yang harus diperhatikan oleh penulis--yaitu bagian Gaya Penulisan dan bagian Substansi.

Dari segi kuantitatif, peranan dua bagian yang berkaitan dengan penulisan artikel terhadap akreditasi cukup besar. Walaupun hanya dua bagi-an dari 9 bagian yang ada, dua bagian tersebut menyumbang 35% dari angka maksimum keselu-ruhan yang dapat diperoleh untuk sebuah jurnal agar dapat terakreditasi. Dari bagian Gaya Penu-lisan dan Substansi, skor maksimum yang diper-oleh masing-masing yaitu 10 dan 25. Bahkan, jika dilihat dari persyaratan minimum untuk memper-oleh status terakreditasi, yaitu minimal berskor 60, sumbangan dua bagian tersebut menjadi lebih dari 50%.

Peringkat skor sesuai dengan makna dan kepentingan publikasi yang diberikan pada setiap kriteria yaitu: Nama Berkala=5, Kelembagaan Penerbit=5, Penyunting=30, Kemantapan Penam-pilan=10, Gaya Penulisan=10, Substansi=25, Ke-berkalaan10, Kewajiban Pascaterbit/tiras=5 (Dit-binlitabmas 1997) dan bagian Lain-Lain.

Skor terakreditasi publikasi ilmiah dengan peringkat: C= 60-69, B= 70-79, dan A= 80-100.

Dalam bagian gaya penulisan, kriteria yang digunakan untuk evaluasi jurnal yaitu yang ber-kaitan dengan sistematika penulisan, konsistensi pembaban, abstrak, kata kunci, penyajian gambar dan tabel, cara pengacuan dan pengutipan, penyu-sunan daftar rujukan, pencantuman nama penulis dan alamat lembaga, petunjuk bagi calon penulis dalam setiap jilid dan pembacaan contoh cetak oleh penulis. Dari semua kriteria yang terkait dengan penulis yaitu sistematika penulisan, konsis-tensi pembaban, abstrak, kata kunci, penyajian gambar dan tabel, cara pengacuan dan pengutipan, dan penyusunan daftar rujukan.

Semakin sedikit kesalahan yang dibuat oleh penulis dalam mengikuti gaya penulisan jurnal yang bersangkutan, akan semakin mudah pekerjaan yang harus dilakukan oleh penyunting pelaksana, yang akhirnya akan menambah kesempurnaan jurnal tersebut.

Penulis yang akan mengirimkan artikelnya ke suatu jurnal perlu mempelajari pedoman penu-lisan artikel yang diberlakukan sebagai gaya penulisan jurnal yang bersangkutan. Gaya penulisan tersebut dapat dikaji dari petunjuk bagi calon penulis artikel yang dicantumkan dalam setiap nomor jurnal tersebut secara eksplisit. Gaya penu-lisan tersebut juga harus dikaji dari contoh konkrit aplikasi petunjuk penulisan dalam bentuk nomor-nomor jurnal yang telah diterbitkan. Seringkali bahasa yang digunakan dalam petunjuk tersebut tidak mudah dipahami, sehingga pemahaman yang benar baru dapat dipastikan dengan cara melihat aplikasinya dalam bentuk nomor jurnal yang telah terbit.

Secara garis besar, artikel dalam sebuah jurnal dapat berisi hasil penelitian atau hasil pemikiran konseptual. Ciri utama yang paling mudah dikenali dari artikel hasil penelitian terdapat bagian metode dan hasil.

Penulis penting sekali memahami Kode Etik Penulis (Rifai 1995: 5-7) sebelum menuangkan artikelnya: (1) penulis dituntut menjunjung tinggi posisi terhormatnya sebagai orang terpelajar, de-ngan jalan menjaga kebenaran hakiki, manfaat dan makna informasi yang akan disebarluaskannya, sehingga tidak menyesatkan orang lain, (2) penulis dengan penuh kesungguhan mengupayakan tulisan yang disajikannya tidak merupakan bahan yang menyusahkan untuk dibaca karena ditulisnya seca-ra cermat, singkat, dan jelas, (3) penulis harus memperhatikan kepentingan penerbit yang menda-nai penerbitan, sehingga keringkasan dan kepa-datan tulisan mendasari penyiapan naskah sebab hal itu berarti penekanan terhadap biaya perce-takan, (4) penulis berkepentingan bahwa naskah yang dipersiapkannya diterbitkan dan disebarluas-kan, dan untuk itu menyadari sepenuhnya keper-luan adanya bantuan penyunting sebagai jembatan penghubung dengan pembacanya, (5) penulis ha-nya akan mengajukan naskah yang dipersiapkan seteliti-telitinya sesuai dengan format yang diba-kukan, dan dengan cermat akan mengikuti petun-juk kepada pengarang yang digariskan penyunting yang menjaga ketaatasasan penampilan media komunikasi yang diasuhnya, (6) penulis berkewa-jiban tanggap terhadap usul dan saran penyunting, sehingga segera mengembalikan naskah yang ha-rus diperbaikinya dan direvisinya agar tujuan memajukan ilmu dan teknologi dapat tercapai secapatnya, (7) penulis mutlak selalu bersikap jujur kepada dirinya dan jujur kepada umum, sehingga ia tidak akan menutupi kelemahan atau mem-perbesar kelebihan hasil yang dicapainya, (8) penulis berkewajiban menjunjung tinggi hak, pendapat, atau temuan orang lin, sehingga selalu menjauhi perbuatan tercela seperti mengambil ide dan gagasan orang lain yang belum diumumkan serta diakui sebagai gagasannya sendiri, (9) sehu-bungan dengan adanya hak cipta kepenga-rangan dan hak kepemilikan intelektual, penulis senantiasa bertekad tidak akan melakukan plagiat, bnaik plagiat atas tulisannya sendiri maupun plagiat berdasarkan tulisan orang lain, (10) penulis me-ngetahui sepenuhnya bahwa mengutip pernyata-an atau pendapat orang lain dengan secara jelas menyebutkan sumbernya tidaklah merupakan per-buatan yang tercela, (11) penulis menyadari bahwa dengan mengirimkan naskah untuk diterbitkan, ia memberikan kepada penerbit hak tunggal untuk menerbitkan, menyebarluaskan dan memperda-gangkan hasilnya, sehingga ia tidak akan mengi-rimkan naskah serupa kepada penerbit lain untuk maksud yang sama, (12) penulis bertanggung jawab terhadap semua kesalahan isi terbitan dan menanggung segala bentuk hukuman jika secara hukum terbukti bahwa isi terbitan tadi melanggar peraturan perundangan-undangan yang berlaku, (13) untuk kepentingan umum, penulis berkewa-jiban merevisi atau mempersiapkan edisi baru karya nya jika siminta oleh penerbit, dan (14) penulis mempunyai tugas mulia untuk membantu penerbit mencari penyandang dana tambahan, dan menggalakkan promosi terbitan hasil karyanya.

3. Ciri-ciri Bagian Artikel
Artikel yang terdapat dalam suatu jurnal umumnya terdiri dari: judul, nama penulis, nama lembaga penulis (ada yang ditulis pada catatan kaki halaman pertama), abstrak (+abstract), kata kunci (+keywords), pendahuluan, isi, pembahasan, simpulan dan saran, dan daftar rujukan. Untuk artikel hasil penelitian di bagian isi terdiri dari tinjauan pustaka, metode dan hasil. Untuk artikel hasil pemikiran konseptual di bagian isi dapat berisi tinjauan pustaka, dan hasil. Berikut ditun-jukkan ciri-ciri yang terdapat pada bagian artikel ilmiah.

CIRI-CIRI JUDUL :
 SEBAGAI SOLUSI MASALAH
 MENCERMINKAN SIKAP PENULIS
 TERDAPAT ACTION
 TERDIRI DARI 5 S.D. 15 KATA
 HANYA MEMPUNYAI SATU ARTI
 TIDAK DIBERI TITIK
 DITULIS HURUF KAPITAL SEMUA, KECUALI STANDAR INTERNASIONAL, MISAL kg
 TIDAK MEMIHAK (TANPA IKLAN)
 MENARIK PEMBACA UNTUK DIIKUTI

Judul yang spesifik dan menarik mendorong pembaca mengikuti semua uraian. Judul yang da-pat berarti lebih dari satu maksud dapat mem-bingungkan pembaca. Semua yang dinyatakan da-lam judul diungkap dalam uraian. Dapat dikatakan bahwa bukan artikel jika suatu tulisan ilmiah yang tidak mencerminkan sikap penulisnya.

CIRI-CIRI NAMA PENULIS DAN LEMBAGA :
 NAMA PENULIS DITULIS TANPA GELAR AGAR TIDAK BIAS KARENA GELAR DAN WIBAWANYA
 NAMA PENULIS DITULIS SETELAH JUDUL
 PENULIS UTAMA DITEMPATKAN TERDEPAN
 NAMA LEMBAGA DISEBUTKAN SECARA SINGKAT DAN JELAS DIAKHIRI NAMA KOTA
 MEMUNGKINKAN NAMA LEMBAGA LEBIH DARI SATU, ATAU BEBERAPA LEMBAGA UNTUK SATU ATAU LEBIH PENULIS
 BISA DIIKUTI ALAMAT, ATAU e-mail

Penyebutan nama lembaga dapat menunjang nama penulis, bila lembaganya menonjol secara ilmiah. Penyebutan alamat memudahkan komuni-kasi lebih lanjut atas isi karya ilmiah.

CIRI-CIRI ABSTRAK :
 NARATIF, SATU ALINEA MENERUS
 SEKITAR 100 KATA
 BERUPA PERNYATAAN, BUKAN PENJELASAN, BUKAN PERTANYAAN, BUKAN KOMENTAR, DAN BUKAN PENGANTAR
 DUA BAHASA, BIASANYA DENGAN BAHASA INGGRIS
 TERDIRI DARI: (1) MASALAH, (2) TUJUAN, (3) METODE/CARA, dan (4) HASIL

Abstrak merupakan ungkapan singkat agar pembaca segera menangkap isi karya ilmiah. Hasil dari abstrak harus ditemukan dalam simpulan dan terkait dengan tujuannya. Jika dalam abstrak tidak ditemukan masalah yang ditampilkan, berarti tidak ada judul sebagai solusi atas masalah yang dikemukankan, berarti juga tidak layak ada karya ilmiah. Sering ditemukan dalam abstrak yang bukan pernyataan singkat, yang sebenarnya tidak perlu ada, mengingat dibatasinya dengan jumlah kata yang hanya sekitar 100 kata.

CIRI-CIRI KATA KUNCI :
 KHASNYA JUDUL
 KATA SPESIFIK YANG DI UTAMAKAN DARI KATA KERJA JUDUL
 KATA YANG SERING MUNCUL
 BISA BERUPA UNGKAPAN SELAIN KATA
 TERDIRI DARI DUA BAHASA, BIASANYA DENGAN BAHASA INGGRIS
 TERDIRI DARI 3 SAMPAI DENGAN 5 KATA

Kata kunci memudahkan pelacakan dengan komputer pada bagian karya ilmiah, atau memu-dahkan menemukan ciri khas yang ada dalam karya ilmiah.

CIRI-CIRI BAGIAN PENDAHULUAN BERISI :
 LATAR BELAKANG
 RUMUSAN MASALAH
 BATASAN MASALAH
 TUJUAN (menurut kata kerja judul)
 MANFAAT

Bagian pendahuluan sering terlalu singkat, sehingga tidak cukup memberikan gambaran umum dan kadang terlalu panjang dan berbelit yang semestinya harus dihindari. Latar belakang menyinggung kenapa judul dimaksud dimuncul-kan? Rumusan masalah sebagai solusi singkat masalah yang dihadapi. Rumusan masalah sering panjang-lebar, sehingga terkesan bahwa masalah belum dirumuskan dengan jitu oleh penulis. Teknik praktis menyampaikan rumusan masalah cukup dengan menyebutkan beberapa kata kerja yang diikuti obyeknya :
[(kata kerja+obyek)beberapa kali],
sebagai langkah solusi atas masalah yang dikemukakan. Batasan masalah mencegah tuntutan agar pembahasan tidak meluas.

CIRI-CIRI BAGIAN TINJAUAN PUSTAKA :
 ADA KUTIPAN DARI PUSTAKA
 DIBERI TANDA RUJUKAN (Contoh: Habibie 2001: 23-24)
 SATU MASALAH BISA DIAMBIL DARI BERBAGAI SUMBER PUSTAKA
 DISARANKAN PUBLIKASI PUSTAKA 10 TAHUN MUTAKHIR
 PENULIS RUJUKAN BISA DITULIS DI DEPAN ATAU DI BELAKANG TEKS, DI BELAKANG NAMA GAMBAR ATAU BELAKANG NAMA TABEL
 JIKA DISEBUT PENULIS RUJUKANNYA YANG DIBERI KURUNG HANYA TAHUNNYA ATAU DISERTAI HALAMANNYA

Hanya pustaka yang dirujuk saja yang ditampilkan, jika tidak ada dalam teks, maka daftar pustaka hanya sebagai pajangan belaka. Penunjuk-an halaman menunjukkan ketelitian penulis menyampaikan kutipannya. Jika terpaksa tidak ditemukan penulisnya dalam daftar pustaka, dapat diganti dengan nama Anonim (anonimuous). Jika ditemui nama penulis yang sama pada tahun penerbitan yang sama, maka dapat dibedakan dengan huruf a dan b di belakang tahunnya (misal: Akhmad 2003a, dan Akhmad 2003b). Antara nama dan tahun tidak perlu diberi koma, karena koma tersebut tidak ada gunanya.

CIRI-CIRI BAGIAN HASIL KATA KERJA JUDUL :
 BISA BERUPA TEKS, TABEL DAN ATAU GRAFIK/GAMBAR
 BISA BERUPA HASIL PERHITUNGAN
 BISA BERUPA HASIL PENGUKURAN/PENGAMATAN EMPIRIS
 BISA BERUPA PERNYATAAN

Bagian hasil dapat berupa data yang telah diolah untuk menyederhanakan tampilan, tetapi jika dianggap sangat penting, maka data penga-matan asli/langsung dapat ditampilkan. Lebih menarik jika data hasil olahan ditampilkan dalam bentuk yang komunikatif seperti grafik, gambar, sketsa, foto dan bentuk grafis lainnya. Penampilan warna akan lebih menguatkan pesan yang dipertegas.

CIRI-CIRI BAGIAN PEMBAHASAN BERISI :
 PEMBANDINGAN DENGAN PUSTAKA YANG DIRUJUK
 MENUNJUKKAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN HASIL
 MENGARAH KE SUATU SIMPULAN
 PENGUATAN DAN PELEMAHAN DARI PEMIKIRAN PENULIS
 PENEKANAN PADA SUDUT PANDANG KECENDERUNGAN SIKAP PENULIS

Luas, dalam, dan lengkapnya pembahasan mencerminkan kepakaran penulis. Pembahasan menguatkan simpulan yang diambil atas data atau uraian yang dikemukakan. Pembahasan harus diberikan secara seimbang dari sisi positif dan negatifnya.

CIRI-CIRI BAGIAN SIMPULAN DAN SARAN BERISI :
 SIMPULAN ATAS PEMBAHASAN
 MEMUNCULKAN KEKHASAN KATA KERJA JUDUL
 MENUNJUKKAN PENCAPAIAN DARI TUJUAN
 MENYARANKAN TINDAK LANJUT ATAS SIMPULAN YANG DITARIK
 MENUNJUKKAN PEMANFAATAN ATAS SIMPULAN YANG TERKAIT JUDUL
 BERUPA PERNYATAAN, BUKAN PENJELASAN, DAN BUKAN KOMENTAR

Simpulan semata-mata diambil dari pemba-hasan. Simpulan bukan diambil dari tinjauan pustaka atau bagian lain. Simpulan berupa pernyataan, bukan uraian atau penjelasan yang sering dilalukan oleh banyak penulis. Simpulan harus spesifik terkait dengan judul dan pembahasannya, tidak boleh yang bersifat umum teoritis, sehingga jika judulnya dirubah simpulannya masih bisa sesuai. Hal tersebut menurunkan mutu suatu karya karena simpulannya tidak tajam.

CIRI-CIRI BAGIAN RUJUKAN BERISI :
 RUJUKAN SEBAGAI ACUAN TINJAUAN PUSTAKA
 HARUS YANG DIRUJUK DALAM TEKS SAJA
 BUKAN MERUPAKAN PAJANGAN PUSTAKA YANG TIDAK DIRUJUK
 EDISI 10 TAHUN MUTAKHIR
 SEMUA PENULIS HARUS DISEBUT YANG DI DALAM TEKS CUKUP DIKUTIP YANG PERTAMA DIIKUTI DKK
 CARA PENULISAN: NAMA BELAKANG KOMA NAMA DEPAN KOMA TAHUN TITIK JUDUL (italic) KOMA EDISI KOMA PENERBIT KOMA KOTA KOMA NEGARA JIKA LUAR INDONESIA

Rujukan dikenal pula sebagai acuan atau referensi yang menandakan sebagai yang dijadikan dasar pengungkapan suatu data, pendapat atau pernyataan. Penulis sudah semestinya menghargai penulis lain dengan cara selalu mencantumkan semua kutipannya, tanpa perlu merasa rendah diri kalau sesuatu tersebut memang karya ilmiah orang lain. Rujukan atau banyak dinyatakan sebagai daftar pustaka harus sinkron dengan yang dikutip dalam teks.

4. Pembahasan
Karya tulis ilmiah yang bermutu yaitu karya tulis ilmiah yang memenuhi kriteria penulisan yang telah dibakukan oleh suatu publikasi. Kriteria yang diakui oleh berbagai instansi yaitu instrumen evaluasi untuk akreditasi berkala yang diterbitkan oleh Dirjen Dikti. Instrumen tersebut disepakati pula oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikatan Penyunting Indonesia dan Kantor Menteri Neraga Riset dan Teknologi, juga diikutsertakan Departemen Agama. Kriteria tersebut banyak dipakai pedoman oleh berbagai penerbitan berkala.

Secara praktis penulisan karya tulis ilmiah yang baik dapat dikenali ciri-ciri khususnya. Ciri-ciri khusus dapat membantu mempermudah lang-kah awal persiapan bahan-bahan tulisan, penulisan karya tulis ilmiah, koreksi, revisi, dan penerbitannya.

Pemenuhan gaya penulisan dapat mening-katkan kesempurnaan suatu publikasi. Penulis yang lebih siap mengikuti suatu format penulisan sangat menunjang dan memudahkan proses penyuntingan karya tulis ilmiahnya.

Penerapan penulisan dengan memperhatikan ciri-ciri yang telah dikenali dapat mengefektifkan kerja penulisan karya tulis ilmiah terutama bagi para pemula, karena pemula sering dihadapkan dengan berbagai kendala pada awal penulisan.

5. Simpulan dan Saran
5.1 Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari uraian di atas :
1) Karya tulis ilmiah yang bermutu memenuhi kriteria penulisan baku suatu publikasi.
2) Kriteria yang diakui oleh berbagai instansi yaitu instrumen evaluasi untuk akreditasi berkala yang diterbitkan oleh Dirjen Dikti.
3) Secara praktis penulisan karya tulis ilmiah yang baik dapat dikenali ciri-ciri khususnya.
4) Pemenuhan gaya penulisan dapat meningkatkan kesempurnaan suatu publikasi.
5) Penerapan penulisan dengan memperhatikan ciri-ciri yang telah dikenali dapat mengefektif-kan kerja penulisan karya tulis ilmiah terutama bagi para pemula.

5.2 Saran
Saran tindak lanjut atas simpulan di atas :
1) Para penulis pemula perlu melakukan latihan penulisan karya tulis ilmiah yang mengacu pada format baku suatu publikasi.
2) Kriteria mutu instrumen evaluasi untuk akre-ditasi berkala yang diterbitkan oleh Dirjen Dikti Depdiknas harus diperhatikan sebelum penulis memulai penulisan karya tulis ilmiahnya.
3) Secara praktis penulisan karya tulis ilmiah yang baik dapat dikenali ciri-ciri khususnya.
4) Pemenuhan gaya penulisansuatu publikasi seba-gai syarat lolos pertimbangan awal siap muat oleh penyunting suatu publikasi.
5) Ciri-ciri khusus artikel harus dikenai sebelum penulisan agar dapat mengefektifkan kerja penulis karya tulis ilmiah terutama bagi para pemula.

6. Daftar Rujukan
Anonim, 1997.
Instrumen Evaluasi untuk Akreditasi Berkala Ilmiah, Ditbinlitabmas, Ditjen Dikti, Jakarta.
Anonim, 2001.
Instrumen Evaluasi untuk Akreditasi Berkala Ilmiah, Ditbinlitabmas, Ditjen Dikti, Jakarta.
Huda, Nuril, H., 2000.
Penelitian dan Publikasi Ilmiah, dalam Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah, Universitas Negari Malang, Malang.
Rifai, Mien, A., 1995.
Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia, Cetakan Pertama, Gadjah Mada University Press, Jogjakarta.
Saukah, Ali, H., 2000.
Penulisan Artikel Berdasar-kan Rambu-rambu Akreditasi Jurnal, dalam Menulis Artikel untuk Jurnal Ilmiah, Universitas Negari Malang, Malang.
Suwahyono, Nurasih, 1999. Penerapan Standar da-lam Menyusun Sistematika Penyajian Tebit-an Berkala, Seminar Peningkatan Kualitas Majalah Ilmiah, PDII-LIPI, Bogor.


Read More......

SerTifiKat PaTen 2008







Read More......

VuCer PreSS Ban 1999











Read More......

Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal Ilmiah

Inti Abstrak :
judul sebagai solusi masalah
masalah negatifnya judul
tujuan untuk memperoleh eliminir/pengurangan masalah
metode/cara adalah langkah-langkah mencapai tujuan (kata kerja+objek)
hasil berupa capaian tujuan yang terukur (kuantitatif lebih baik daripada kualitatif)

Ciri-ciri Judul :
sebagai solusi masalah
mencerminkan sikap penulis
terdapat action (kata pencermin tindakan)
terdiri dari 5 s.d 15 kata
hanya mempunyai satu arti
tidak memihak (tanpa iklan)
tidak diberi titik
ditulis huruf kapital semua, kecuali standar int'L, kg
menarik pembaca untuk diikuti

Ciri-ciri Nama Penulis dan Lembaga :
nama penulis ditulis tanpa gelar agar tidak bias karena gelar dan wibawanya
nama penulis ditulis setelah judul
penulis utama ditempatkan terdepan
nama lembaga disebutkan secara singkat dan jelas, diakhiri nama kota
memungkinkan nama lembaga lebih dari satu atau beberapa lembaga untuk satu atau lebih penulis

Ciri-ciri Kata kunci :
khasnya judul
kata spesifik action judul
kata yang sering muncul
bisa berupa ungkapan selain kata
terdiri dari dua bahasa, biasanya dengan bahasa Inggris
terdiri dari 3 s.d 5 kata

Ciri-ciri Abstrak :
naratif, satu alinea menerus
sekitar 100 kata
berupa pernyataan, bukan penjeasan, bukan pertanyaan, bukan komentar, dan bukan pengantar
dua bahasa, biasanya dengan bahasa Inggris
terdiri dari :
masalah
tujuan
metode/cara
hasil

Ciri-ciri Bagian Tinjauan Rujukan :
ada kutipan dari rujukan
diberi tanda rujukan (contoh : habibie 2001:23)
satu masalah bisa diambil dari berbagai sumber pustaka
disarankan 10 tahun mutakhir
penulis rujukan bisa ditulis didepan atau dibelakang teks
jika disebut penulis rujukannya yang diberi kurung hanya tahunnya atau disertai halamannya

Ciri-ciri Bagian Pendahuluan berisi :
latar belakang
rumusan solusi masalah (jangan bertanya karena artikel sebagai hasil penelitian/kajian, bukan proposal yang belum dilakukan)
batasan masalah
tujuan (menurut action judul)
manfaat (kalau perlu)

Ciri-ciri Bagian Simpulan dan Saran berisi :
simpulan atas pembahasan
memunculkan kekhasan action judul
menunjukkan pencapaian dari tujuan
menyarankan tindak lanjut atas simpulan yang ditarik
menunjukkan pemanfaatan atas simpulan yang terkait judul

Ciri-ciri Bagian Hasil Action Judul :
bisa berupa teks, tabel atau gambar/grafik
bisa berupa hasil perhitungan
bisa berupa hasil pengukuran/pengamatan empiris
bisa berupa pernyataan

Ciri-ciri Bagian Pembahasan berisi :
isinya mengacu dan berorientasi pada action
pembadingan dengan pustaka yang dirujuk
penunjukan kelebihan dan kekurangan hasil
pengarahan ke suatu simpulan
penguatan dan pelemahan dari pemikiran penulis
penekanan pada sudut pandang kecenderungan sikap penulis

Ciri-ciri Bagian Rujukan berisi :
rujukan sebagai acuan tinjauan pustaka
harus yang dirujuk dalamteks saja
bukan merupakan pajangan pustaka yang tidak dirujuk
edisi 10 tahun mutakhir
semua penulis harus disebut, yang didalam teks cukup dikutip yang pertama dikutip dkk
cara penulisan : nama belakang koma nama depan koma tahun titik judul (italic) koma edisi koma penerbit koma kota koma negara jika luar Indonesia


Read More......